Penyuluhan Kesehatan di Ruang Tunggu Poliklinik Rawat Jalan RSJ Provinsi Kalimantan Barat oleh Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep

Singkawang, 13 Agustus 2024 – Setiap hari Selasa, Tim PKRS selalu kegiatan penyuluhan kesehatan di ruang tunggu Poliklinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan kali ini dipimpin oleh Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep, seorang perawat senior yang sudah berpengalaman dalam merawat pasien dengan gangguan jiwa. Penyuluhan ini difokuskan pada edukasi perawatan diri bagi Orang dengan Skizofrenia (ODS) yang sering mengalami hambatan dalam melaksanakan aktivitas perawatan diri sehari-hari. Melalui kegiatan ini, Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada keluarga dan pasien tentang pentingnya perawatan diri.

 

Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat kompleks, memengaruhi berbagai aspek kehidupan penderitanya, termasuk kemampuan untuk menjaga kebersihan diri, memilih pakaian yang tepat, serta melaksanakan aktivitas sehari-hari lainnya. Banyak ODS yang menunjukkan tanda-tanda kurangnya perawatan diri, seperti ketidakmampuan mengontrol buang air besar atau kecil di tempat yang tepat, enggan atau menolak untuk disarankan melakukan perawatan diri, hingga kurangnya motivasi dalam menjaga kebersihan diri. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk mundurnya tahap perkembangan psikologis, kecemasan yang ekstrem, dan halusinasi yang mengganggu persepsi dan pemahaman mereka terhadap informasi yang diterima.

Dengan latar belakang ini, penyuluhan yang dilakukan oleh Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep menjadi sangat penting untuk memberikan edukasi kepada keluarga pasien yang berperan besar dalam mendukung kemandirian ODS. Penyuluhan ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan informasi, tetapi juga untuk mendorong partisipasi aktif dari keluarga pasien dalam proses perawatan dan rehabilitasi.

 

Penyuluhan yang dilakukan oleh Ns. Anita bertujuan untuk:

  1. Meningkatkan Pemahaman Keluarga dan Pasien: Edukasi ini diharapkan dapat memperdalam pemahaman keluarga tentang pentingnya perawatan diri bagi ODS, sekaligus mengurangi stigma yang seringkali melekat pada pasien dengan skizofrenia.
  2. Mendorong Kemandirian Pasien: Salah satu tujuan utama penyuluhan ini adalah untuk memotivasi ODS agar lebih mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, mandi, dan berpakaian. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan pasien dapat melakukan perawatan diri tanpa bantuan signifikan dari orang lain.
  3. Memberikan Panduan Praktis untuk Keluarga: Penyuluhan ini juga memberikan panduan praktis kepada keluarga dalam merawat ODS. Hal ini meliputi cara memotivasi ODS, memberikan contoh kegiatan perawatan diri, dan menyusun jadwal rutin untuk aktivitas sehari-hari.

Materi yang disampaikan dalam penyuluhan ini sangat komprehensif dan interaktif, mencakup berbagai aspek penting yang harus dipahami oleh keluarga dan pasien:

  1. Pengertian dan Penyebab Kurang Perawatan Diri pada ODS: Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep memulai penyuluhan dengan menjelaskan secara rinci tentang kondisi yang dialami ODS, di mana mereka mengalami hambatan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang seharusnya dilakukan secara rutin. Hambatan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kemunduran psikologis, kecemasan berat, serta halusinasi yang mengganggu.
  2. Tanda-Tanda Kurangnya Perawatan Diri: Peserta diajak untuk mengenali tanda-tanda ketika ODS mulai menunjukkan gejala kurangnya perawatan diri. Tanda-tanda tersebut meliputi penolakan untuk melakukan perawatan diri, ketidakmampuan untuk mengontrol buang air besar atau kecil di tempat yang tepat, hingga pernyataan bahwa mereka tidak mampu melakukan perawatan diri sendiri.
  3. Dampak Kurang Perawatan Diri: Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep juga menjelaskan dampak dari kurangnya perawatan diri pada ODS, baik dari segi kesehatan fisik maupun psikologis. Kurangnya perawatan diri dapat memperburuk kondisi fisik pasien, seperti munculnya masalah kesehatan kulit, gigi, dan kebersihan umum. Secara psikologis, hal ini dapat menurunkan harga diri pasien dan memperparah kondisi gangguan mental yang sudah ada.
  4. Strategi Perawatan Diri untuk ODS: Materi inti dari penyuluhan ini adalah strategi praktis yang dapat diterapkan oleh keluarga dalam membantu ODS menjaga perawatan diri. Beberapa strategi yang disarankan oleh Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep antara lain:

a.    Motivasi dan Dukungan: Keluarga diharapkan untuk terus memotivasi ODS agar mau melakukan aktivitas hidup sehari-hari sesuai dengan kemampuan mereka. Dukungan emosional sangat penting dalam membantu pasien merasa dihargai dan didorong untuk mandiri.

b.   Contoh dan Pengajaran Langsung: Memberikan contoh langsung bagaimana melakukan perawatan diri merupakan langkah penting dalam proses ini. Misalnya, mengajarkan cara mandi yang benar, cara menggosok gigi, atau cara berpakaian yang sesuai.

c.    Penguatan Positif: Memberikan penghargaan atau pujian setiap kali ODS berhasil melakukan perawatan diri dengan baik dapat meningkatkan motivasi mereka untuk terus melakukannya.

d.   Jadwal Rutin: Membuat jadwal rutin untuk kegiatan perawatan diri dapat membantu ODS membangun kebiasaan yang konsisten. Jadwal ini harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pasien, serta melibatkan mereka dalam proses penyusunan jadwal untuk meningkatkan rasa tanggung jawab dan kemandirian.

  1. Peran Keluarga dalam Proses Rehabilitasi: Ns. Anita menekankan pentingnya peran keluarga dalam proses rehabilitasi pasien dengan skizofrenia. Keluarga tidak hanya berfungsi sebagai pendamping, tetapi juga sebagai fasilitator yang membantu ODS dalam mencapai kemandirian. Kesabaran dan pengertian keluarga sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pemulihan pasien.

Salah satu aspek yang menonjol dalam penyuluhan ini adalah interaksi aktif yang terjadi antara Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep dan keluarga pasien yang hadir. Keluarga pasien menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti penyuluhan, terbukti dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi berlangsung. Pertanyaan-pertanyaan tersebut mencakup berbagai topik, mulai dari cara menghadapi penolakan pasien terhadap perawatan diri, hingga bagaimana menjaga keseimbangan antara memberikan bantuan dan mendorong kemandirian pasien.

Interaksi ini tidak hanya menambah kekayaan materi penyuluhan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi keluarga pasien untuk berbagi pengalaman dan belajar dari satu sama lain. Ns. Agustina Ratna Timor, M.Kep dengan sabar dan teliti menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, memberikan penjelasan yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan contoh-contoh praktis. Diskusi yang berlangsung juga membantu mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh keluarga dalam merawat ODS, serta strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.

Penyuluhan ini berhasil meningkatkan kesadaran dan pengetahuan keluarga serta pasien mengenai pentingnya perawatan diri. Banyak dari mereka yang merasa lebih siap dan percaya diri dalam mendukung ODS untuk mencapai kemandirian dalam perawatan diri. Keterlibatan aktif keluarga dalam sesi tanya jawab menunjukkan bahwa penyuluhan ini tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga memberdayakan keluarga untuk menjadi agen perubahan dalam kehidupan pasien.

Secara keseluruhan, kegiatan penyuluhan ini diharapkan memberikan dampak jangka panjang yang signifikan, baik dalam meningkatkan kualitas hidup ODS maupun dalam mengurangi beban yang dirasakan oleh keluarga. Dengan dukungan yang tepat, diharapkan ODS dapat hidup lebih mandiri dan memperoleh kesejahteraan yang lebih baik di tengah tantangan gangguan mental yang mereka hadapi. Kegiatan penyuluhan seperti ini sangat penting untuk terus dilakukan sebagai bagian dari upaya holistik dalam penanganan gangguan jiwa di Indonesia khususnya di Provinsi Kalimantan Barat (arwin).

31 Agustus 2024