Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Diperingati Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Kalimantan Barat

Gejala depresi dapat dilihat dari 3 aspek, antara lain afek,kognitif, dan fisik.

Gejala depresi pada afek dapat ditandai dengan sedih,hilangnya minat, iritabilitas, apatis, anhedonia, tak bertenaga, tak bersemangat, isolasi sosial, dan aniestas.

Gejala depresi secara kognitif dapat dirincikan dengan rendah diri, konsentrasi menurun, daya ingat menurun, ragu-ragu, rasa bersalah, ide bunuh diri. Selainitu secara fisik dapat dilihat dari psikomotor menurun, fatigue, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan hasrat seksual menurun.

Menurut Sekretariat PP perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia ( PDSKJI ) dr. Agung Frijanto mengatakan konsekuensi seseorang apabila depresi tak tertangani maka akan meningkatkan resikobunuh diri.Secara gelobal WHO menyebutkan lebih dari 800.000 orang meninggal setiap tahunnya atau sekitar 1 orang setiap 40 detik bunuh diri.

Tingkat prevalensi angka bunuh diri dinegara berpenghasilan tinggi ternyata lebih tinggi dibandingkan dinegara berpenghasilan rendah atau menengah, tetapi diindonesia sendiri belum ada angka prevalensi nasional. Menurut penelitian dikatakan bahwa angka bunuh diri dikota jakarta pada tahun 1995 – 2004 mencapai 5,8 / 100.000 penduduk.Begitupun laporan dari WHO ditahun 2010 menyebutkan angka bunuh diri diindonesia mencapai 1,6 hinggab1,8 % per 100.00 jiwa.

Dalam rangka hari kesehatan jiwa dunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2019 dengan tema “ Manajemen Pelayanan Promosi Kesehatan Jiwa & Pencegahan Bunuh Diri” Mari kita deteksi dini depresi yang bisa mengakibatkan bunuh diri dengan Program pencegahan yang dapat dilakukan dilingkungan sektor kesehatan diantaranya meningkatkan kapasitas petugas kesehatan dan kader dalam deteksi dini,intervensi krisis dan manajemen gangguan jiwa.dan mengembangkan klinik sehat jiwa dipuskesmas, pelatihan kader serta pengembangan posyandu lansia plus. Dan juga Puskesmas dilayanan primer punya peran penting dalam pelayanan jiwa. Dan setiap orang perlu meningkatkan kepedulian antar sesama,juga Peran keluarga sangat penting dalam hal mencegah depresi lebih parah. Tak hanya dalam keluarga, upaya pencegahan harus juga dilakukan dilingkungan lain seperti sekolah. Poinnya bagaimana memberikan pemahaman kepada orang tua dan guru – guru disekolah dasar dan pada kondisi remaja atau SMP / SMA kita bisa melakukan deteksi dini,kita bagikan instrumen atau daftar pertanyaan untuk mengetahui apakah remaja tersebut depresi atau tidak.

“Selamat Hari Kesehatan Jiwa Dunia “

Salam Sehat Jiwa

10 October 2019